Info Kosmetik Halal 2015

Info Kosmetik Halal 2015 - Alhamdulillah, setelah ngubek-ngubek direktori halal LPPOM MUI dan buka-buka beberapa Juornal Halal, akhirnya selesai juga rangkuman kosmetik halal tahun 2015! :D

Postingan kali ini kutulis dengan format yang agak beda dari tulisan 'info halal' sebelumnya. Tujuannya ya biar lebih rapi aja.

Jadi, info kosmetik halal 2015 ini, akan dikelompokkan berdasarkan nama Produsen, misalnya PT Paragon (Wardah), Martina Berto TBK (Sariayu, dkk). Soalnya, satu produsen bisa memiliki lebih dari satu brand yang hampir semuanya teregistrasi di badan halal, dan kesemuanya itu memiliki no. sertifikat yang sama. Jadi kalau nulis berdasarkan brandnya, kayaknya kurang praktis. Dan gak lupa, sekaligus sudah kucantumkan juga expired date sertifikatnya.

Yuk, silahkan dibaca, semoga bermanfaat :))
__________


PT. PARAGON TECHNOLOGY


 Produk: Wardah
Nomor Sertifikat : 00150010680899
Berlaku hingga : 15 July 2016
Note: sebenarnya PT Paragon juga memproduksi Make Over, namun sampai sekarang Make Over belum bersertifikat halal. Semoga saja someday Make Over ikut nyusul ber-SH ya :)
Btw, pas lagi ngubek direktori halal, aku lihat beberapa produk terbarunya Wardah, seperti eyeXpert, trus ada juga produk hair care yang belum dilaunching. Dan jadi perhatian adalah Wardah Crystallure Lipstick, nah itu lipstik yang mana ya? Produk barukah? Hmh, bisa berabe nih kalau udah urusan lipstik :P *kekepdompet
__________

PT. MARTINA BERTO TBK - MARTHA TILAAR GROUP


Produk: Sariayu, Sariayu Hijab, PAC, Caring Colours, Belia, Biokos Men 
Nomor Sertifikat : 00150061130312
Berlaku hingga : 10 June 2016
Note: Ada pembaca yang bertanya, apakah Dewi Sri Spa dan Biokos yang satu grup dengan Martha Tilaar sudah ber-SH. Jawabannya belum. Karena sampai sekarang aku belum menemukan satupun berita mengenai label halal Dewi Sri Spa dan Biokos. Kalau ada yang punya info tentang ini, boleh share di bawah, OK.
__________ 

PT. MUSTIKA RATU TBK


Produk: Mustika Ratu, Mustika Ratu Simply Stay, Mustika Puteri, Moor's Proffesional Make Up, Biocell, Taman Sari Royal Heritage,  Biocell, Ratu Mas, Bask
Nomor Sertifikat : 00150064300313
Berlaku hingga : 05 March 2015
Note: Ada pembaca yang tanya lagi, apakah Biocell Skin Care juga sudah mendapat sertifikat halal? Karena yang dulu aku tulis di sini mengenai info kehalalan biocell, baru produk Make Up nya saja yang ber-SH.
Nah, kalau sekarang, Skin Care dari Biocell juga sudah berlabel halal kok. Agar lebih jelas, hayu sok mangga mampir ke direktori halal :)
__________

PT. KOSMETIKATAMA SUPERINDAH

Produk: Inez, Inez 900
Nomor Sertifikat : 07150010980811
Berlaku hingga : 08 December 2015
__________

PT. FABINDO SEJAHTERA

Produk: Rivera, Marck's Venus
Nomor Sertifikat : 00150065080413
Berlaku hingga : 16 April 2015
Note: Marck's Venus berbeda dengan Marck's yang biasa, karena Marck's yang biasa adalah bedak yang di produksi Kimia Farma.
__________ 

PT. GLORIA ORIGITA



Produk: Purbasari, Freya, Kanna, Soft White, Cleanface, 
Nomor Sertifikat : 00150043050107
Berlaku hingga : 28 August 2015
Note: Untuk merek Soft White dan Cleanface, sampai saat ini pun aku belum pernah ketemu langsung wujudnya seperti apa. Mungkin ada yang sudah pernah pakai? Share it!  :)
__________
 

PT. REMBAKA


Produk: La Tulipe, LT-Pro
Nomor Sertifikat : 07150007640909
Berlaku hingga : 08 December 2015
__________

PT. IMMORTAL COSMEDIKA INDONESIA


Produk: Amaranthine, Mazaya, Immortal Cosmetoceutical, Actifem Fmale Hygiene, Aphroderma, Hydraline
Nomor Sertifikat : 00150068420314
Berlaku hingga : 04 March 2016
Note: Aku baru tahu kalau Mazaya ternyata masih 'saudaraan' sama Amaranthine. Amaranthine itu lucu-lucu deh produknya, apalagi baked make-up nya. Oiya, Amaranthine juga pernah masuk MURI dengan jumlah macam produk kosmetik terbanyak, lho (400 macam)
__________

PT. SURYA DERMATO MEDIKA (SDM)


Produk: Melanox (obat), Melanox Premium (skin care), Vitacid, Parasol Sunblock, Benzolac Acne Gel
Nomor Sertifikat : 07150018931013 (kosmetik), 07140018921013 (obat)
Berlaku hingga : 06 October 2015
Note: Sebenarnya obat-obat keluaran SDM semua sudah bersertifikat halal. Tapi di sini aku hanya mencantumkan  beberapa obat yang biasa dipakai seperti Melanox, Vitacid dan Benzolac. Kalau mau tahu macam obat yang lain, bisa cek ke direktori halal, ya.
Kalau golongan kosmetik SDM yang sudah ber-SH, baru Melanox Premium dan Parasol saja. Oiya, kalau Melanox Premium itu non-hydroquinone, so buat kalian yg anti banget sama Hq gak usah takut pakai Melanox Premium.
__________

CV. SEKAWAN 


Produk: Moayu, Moz5, Pourvous 
Nomor Sertifikat : 07300018030713
Berlaku hingga : 18 July 2015
__________

PT. UNILEVER INDONESIA


Produk: Pepsodent, Close Up, Citra, Lux, Lifebuoy, Dove (soap bar), Zwitzal (soap)
 Nomor Sertifikat : 00150002450899
 Berlaku hingga : 29 April 2016
Note: Produk kosmetik dari Unilever ternyata banyak juga lho yang sudah bersertifikat halal. Tapi kalau dipikir-pikir, di rumah jarang banget ada produk merek Unilever, yang jadi daftar wajib di list belanja bulanan kayaknya cuma merk Wipol dan Kecap Bango :D
Kalau pasta gigi, orang kan rata-rata pake Pepsodent, kalau aku sendiri lebih suka pakai Mustika Ratu Sirih (suami pake Oxyfresh). Tapi setelah lihat produk Close Up terbaru yang bisa mutihin gigi, jadi penasaran juga mau coba. Soalnya gigiku emang kekuningan karena ngopi dan minum teh tiap hari :D
__________

PT. L'OREAL INDONESIA


Produk: Garnier Skin Natural (Pure Active, Light, Light Complete, Oil clear,  Garnier Men (Acnofight, Turbolight,
  Nomor Sertifikat : 00150069760714
  Berlaku hingga : 22 July 2016
Note: Diam-diam Garnier juga sudah ber-SH ternyata. Dulu aku memang suka pakai Garnier, sekarang udah enggak, produk L'Oreal lain juga udah jarang pake (paling cuma The Body Shop aja). .
__________

PT Gondowangi Trdisional Kosmetika


Produk: Natur, Miyagi
Nomor Sertifikat : 00150065540613
 Berlaku hingga : 19 June 2015
Note: Hmm, ini shampo gak usah ditanya deh! Udah paling cocok sama shamponya Natur.
__________

PT. Sparindo Mustika

Produk: RDL (Papaya and Bengkoang series)
No. Sertifikat: 00150069260614
Berlaku hingga: 04 June 2016
__________ 


PT. ROHTO LABORATORIES INDONESIA


Produk: Khalisa Lipcare
No. sertifikat: 00150067940114
Berlaku hingga: 29 January 2016
__________ 

Zoya Cosmetics

  
Produk: Zoya Cosmetics
Nomor Sertifikat: ?
Berlaku hingga: ?
Note: Kok nomor seretifikat halal Zoya Cosmetics masih tanda tanya, padahal di hampir semua produknya udah ada label halal, kan?
Itu dia, aku juga bingung. Ada label halalnya, tapi setelah serach di direktori halal (baik cari pake merk maupun manufacture) semua gak ada yang cocok. Di Journal Halal juga belum lihat sepertinya. Hmm, ada yg bisa memberi informasi? :)
__________

Yang Belum Update

Jadi, ada beberapa kosmetik halal tahun lalu namun sudah tidak tercantum lagi di direktori halal maupun Jurnal Halal LPPOM terbaru, kemungkinan masa berlaku SH nya sudah habis atau sedang dalam proses perpanjangan. Kosmetik tersebut adalah: Ristra, Trustee, Viva Queen, Viva Cosmetics, Red-A, Theraskin, Camilla, Vitalis. Tapi kalau ada yang mau membagi informasi mengenai label halal produk-produk tersebut, yuk mari dishare :)

Love, Momzhak

Pengalaman Momzhak Ke Dokter Kulit | Beauty Diary

Hari ini aku mau cerita-cerita aja. Gak rekomen buat dibaca, karena hanya sedikit  hikmah yang bisa kalian petik, wkwk. (Baca postinganku yang lain aja ya, fufufu... )

Ceritanya gini, nih.

Walaupun dulu sering jerawatan, tapi belum pernah sekalipun ke dokter kulit ataupun dokter estetika buat berobat. Bayangkan, sekedar facial pun belum pernah!! Ndeso sekali ya buat ukuran orang yg nulis biuti blog, heu...

Meski begitu, bukan berarti aku gak pernah ke klinik kecantikan, lho. Dulu pernah sekali, tapi lucunya ke klinik kecantikan pas kulit wajah ku lagi gak kenapa-napa! Haha.

 Lah, kok bisa?



Ceritanya suatu hari aku nemenin mamaku ke sebuah klinik kecantikan langganan mama, namanya klinik Kusuma. Lokasinya deket  Citra Garden, Jakbar. Orang Tanggerang-Cengkareng tahu lah. Di Kusuma semua dokternya Sp.KK alias dokter kulit.

Aku gak terlalu ngeh sistem di Kusuma itu kayak gimana. Waktu itu mamaku cuma daftar sekali, gak lama dipanggil buat konsul dokter yang tempat konsulnya sebelahan sama tempat nebus obat (kebayang gak?). Pasiennya juga gak terlalu banyak, tempat prakteknya mirip rumah. Trus gak ada acara difoto-foto pre-treatment segala ataupun registrasi yang bikin ribet. Waktu itu aku ke Kusuma itu udah lama sekitar tahun 2008, jadi, gak tahu ya  Kusuma 2015 kondisinya gimana.

Pas lagi konsul sama dokternya, mamaku bilang,"Teteh, apa yang mau dibenerin? Udah sekalian aja" (etdah, berasa anaknya mesin #dibenerin).

Pas mamaku bilang ada yang mau dibenerin apa enggak, aku bilang gak ada. Emang gak lagi kenapa-kenapa, cuma komedo aja. Ya, waktu itu emang lagi mulus. Tahu lah, nih kulit dari dulu angot-angotan, kalau lagi mulus ya cantik, kalau lagi jerawatan ya memble.

Mamaku ngotot, "udah sekalian aja periksa sama pesen krimnya!"

Pas diperiksa sama dokternya, dokternya cuma bilang,"Ah, iya cuma komedo aja, sama ada bekas jerawatnya dikit, ya."

Saat itu aku gak tahu siapa nama dokternya, yang kuingat dokternya cowok udah tua, tapi mukanya selicin kaca, haha.

Yaudah akhirnya dokternya nulis 2 resep sekaligus. Trus langsung nebus obat gak pake lama, soalnya pasiennya emang lagi dikit banget.

Mamaku cuma dikasih 2 obat, sunblock sama serum. Katanya diresepin yang udah abis aja. Dalem hati,"yampun mah, sunblock bisa dibeli dimana-mana kali, mana harganya di atas rata-rata sunblock pasaran."

Yang bikin kaget, pas liat tebusan resep punya ku, dong. Ada facial wash, toner, sunblock, sama krim malam. KOMPLIT! Ditotal-total jauh lebih mahal sama perawatan keriput punya nyokap.

Duh, mana bayar konsulnya juga dobel! Dikirain karena gak pake daftar, bayar konsulnya cuma mamaku aja, wkwk. Padahal dokternya cuma lihat kulitku sekilas dan cuma bilang bilang,"Ah, iya cuma komedo aja, sama ada bekas jerawatnya dikit, ya."

Aku bilang sama mamaku, kalau ini kemahalan. Mamaku bilang, habis aku gak pernah perawatan katanya. Mungkin mamaku pernah gemes kali ya ngeliat anaknya, jerawatan tapi giliran diajak ke dokter alesannya segambreng. Ya, tapinya gak ngajak pas lagi gak jerawatan juga kali, huhuhu.

Padahal aku bukannya anti dokter kulit, lho. Hanya saja, jerawat yang aku alami emang bukan derajat parah dan lama sembuh. Acne kan ada yg mild, moderate, severe. Yah, aku mah paling cuma moderate, karena akne kistik pun cuma nongol sebulan sekali. Kalau jerawat kecil-kecil kan tinggal oles obat jerawat.

Dulu memang pernah jerawatan PARAH BANGET, tapi cuma diobatin sama Vitacid bisa sembuh sedia kala. Waktu itu emang ditambah lagi stress banget, jadi jerawatanya beda sendiri karakternya. Pas stressnya hilang, jerawat ikut ngilang juga (dibantu juga sama ngerubah lifestyle yang acak kadut)

Lagian, aku juga mikir. Kalau seandainya obat jerawat yang aku oles gak membuahkan hasil, aku pasti ke dokter. Kalau bisa diobatin sendiri kenapa harus ke dokter sih? (dasar orang gak mau rugi).

Sikap gak mau rugi kaya gitu, ternyata kebawa-bawa sampai pas punya anak.

Misalnya, anakku demam. Suami udah kalang kabut, aku sih tenang-tenang aja, toh demamnya baru hari pertama, pas diukur suhunya... yah baru 38,0 derajat Cekcius, anaknya juga masih jumpalitan ke sana-sini. Akhirnya cuma dikasih parasetamol sambil bismillah aja, udah. Lagian, kalau mau ke dokter, apa yang mau diperiksa? Diperiksa paling gitu-gitu aja (pan udah diperiksa juga sama emaknya?). Kalau mau periksa lab, periksa lab apaan yang positif di demam hari pertama? Kecuali suspek dengue, bisa deh tes NS1 demam hari pertama sampai ke tiga.

Di sini aku bukannya pelit. Tapi, dari dulu aku berprinsip, homecare itu nomer satu. Tapi, yg namanya homecare itu bukan berarti kita sembarangan diagnosis sendiri terus nyari obatnya lewat internet. Bukan. Bukan juga kita malah takut ke dokter, trus membiarkan penyakit bertambah parah, dan malah nyari-nyari pengobatan alternatif yang gak jelas. Bukan.

Maksudnya, kita harus paham, kapan sakitnya bisa kita diobati di rumah, dan kapan harus ke dokter. Gitu aja, simpel. Kalau mau tahu informasi tentang homecare, banyak kok bukunya di toko buku. Jangan mentang-mentang sekarang ada BPJS, dikit-dikit ke dokter, dikit-dikit minta surat rujukan #curhat.

Kalau setiap keluarga (khususnya ibu) paham dengan prinsip-prinsip homecare, akan ada banyak uang yang terselamatkan. Lah kok malah bela uang? Kan yang penting nyawa!

Yah, kalau kalian dari keluarga kebanyakan harta, tiap hari ke dokter juga gak masalah meski gak sakit heuheu. Tapi, banyak dari kita yang harusnya lebih menghemat pengeluaran untuk hal lain, malah dipusingkan dengan masalah anak demam atau sakit-sakit ringan lain yang sebenarnya bisa diobati sendiri.

Oke, balik ke dokter kulit.

Nah, akhirnya sempat perawatan komedo dari Kusuma. Yang paling berkesan adalah facial wash-nya, itu enak banget dipake, kayak Ristra Med Soap. Sunblock gak aku pakai, karena pliket. Pas aku tanya, SPFnya cuma 15 apa 25 gitu (lupa). Padahal, aku lagi sering-seringnya baksos ke luar kota dan panas-panasan, akhirnya pakai sunblock yang biasa kupakai karena SPFnya lebih tinggi (dan lebih enak dipake). Kalau krim malamnya aku pakai sampai habis.

Pas pake krim dokter, kulit emang jadi bersih! Lebih putih, komedo juga gampang dikeluarin pakai jari.

Trus ketergantungan gak?

Kan orang ngiranya kalau pakai krim dokter kulit pasti ketergantungan. Kalau aku sendiri gak ngerasain itu. Aku cuma treatmen sekali aja, habis itu balik ke skincare biasa. Kulitnya ya masih tetep bagus karena aku balik ke skincare lama (dulu pakai Sebamed Clear Face). Kalau lagi jerawatan, tinggal oles Vitacid atau benzolac (dulu pake merek Oxy, isinya benzoyl peroxide juga).

Sebenarnya, aku gak terlalu setuju dengan istilah 'ketergantungan krim dokter'. Kalaupun ada, kayaknya gak semua. Lagian, setahuku yg bikin ketergantungan itu cuma satu, yaitu steroid (cmiiw). Lah, masa isinya steroid semua sih? Kalau kayak tretinoin, hidrokinon, AHA, gak bikin ketergantungan kok.

Eit, tunggu-tunggu...

 Ketergantungan maksud orang-orang tuh gini kan: krimnya harus terus dipake, kalau lepas malah jadi Rebound? Jadi, pas dilepas krimnya, muka jadi breakout ampun-apunan.

Atau jangan-jangan ngiranya gini, krimnya harus terus dipake, kalau lepas kondisi kulit balik ke semula? Nah, kalau ini sih bukan ketergantungan, itu tandanya kulit kita emang udah waktunya butuh sama perawatan-perawatan tertentu.

Pembaca blog ini sering tanya gini,"Krim merek A bikin ketergantungan gak? Krim merek B kalau distop kondisi kulit balik kesemula gak?"

Sebenarnya harus bisa dibedakan mana ketergantungan, mana kebutuhan.

Kalau cuma krim-krim merek yang dijual bebas, gak ada kok yang bikin ketergantungan. Tapi, kalau dilepas kondisi kulit balik lagi, itu tandanya bukan ketergantungan, itu tandanya kulit BUTUH perawatan.

Misal gini, aku setiap hari pakai tabir surya. Kulit kalau pakai sunscreen itu cerah, gak belang, gak kusam. Terus, sunscreen aku stop selama beberapa minggu. Akhirnya kulit jadi menggelap dan kusam.

Nah, kalau begitu, apakah tandanya aku ketergantungan sama sunscreen? Enggak, itu tandanya kulitku memang butuh sunscreen, karena setiap hari aku terpapar matahari.

Sama aja kaya orang dewasa yang ngerasa kulitnya harus mulai scrubbing secara berkala, karena kalau gak scrubbing kulitnya kusam. Ini bukan ketergantungan sama scrub, tapi kulitnya emang udah butuh discrub karena regenerasi sel kulitnya udah gak sebagus waktu masih anak-anak.

Ah, udah deh segitu aja. Ngantuk juga ya ngetik sambil tiduran, hehe. No picture ya, soalnya ngetik dari hape pake aplikasi Blogger.. Kalau ada salah-salah ketik harap maklum.

Love, Momzhak

Kontroversi Talc, Si Bahan Pembuat Bedak Penyebab Kanker | Ingredients Series

Cantiknya Qonitas - Hampir setiap orang di dunia ini pasti pernah bersinggungan sama yang namanya Talc. Itu lho, yang suka ada di bedak bayi dan bedak yang biasa kita pakai buat dandan.

Sebenarnya gak cuma bedak sih, berbagai macam makeup padat seperti blush on, eye shadow, lipstick, rata-rata pakai talc sebagai bahan baku utama.

Bad newsnya adalah, ternyata gak cuma paraben en de genk aja yang diterpa gonjang ganjing isu kemanan, tapi talc juga!

Nah lo. Memangnya ada apa dengan talc?

Bahan Pembuat Bedak Penyebab Kanker

Dari berbagai studi ilmiah, talc disinyalir menjadi salah satu penyebab kanker paru-paru jenis mesothelioma dan kanker ovarium (indung telur)! Hmm, ngeri gak tuh?

Terus gimana dong? Masa gak bedakan? Masa gak esedo-an?  

Sebenarnya itu penelitian lama, tapi gaungnya masih terasa sampai sekarang. Buktinya, masih banyak kan para hype yg menjual kosmetik yang bebas anu-ini-itu, termasuk kosmetik bebas talc.

Tapi apakah talc memang benar-benar aman digunakan? Atau ancaman kanker memang masih mengintai?

So kali ini aku mau menjelaskan tentang talc, bagaimana ceritanya kok talc bisa menyebabkan penyakit, dan sampai sebatas mana kita boleh memakai produk berbahan talc.

Apa Itu Talc? 

Talc atau talek/talkum adalah mineral magnesium silikat (terhidrasi) dengan rumus kimia H2Mg3(SiO3)4 . Talc merupakan mineral alam yang didapatkan dari pertambangan batu talek.

sumber
Ini BEDAK MENTAH! Becanda :p 
Ini adalah  talc sebelum dipecah-digiling dan dimurnikan.

Talc digunakan secara luas dalam industri, seperti dalam pembuatan kertas, keramik, coating, plastik, elektronik, krayon, kosmetik, dan masih banyak lagi

Dalam kosmetik, talc menjadi bahan dasar bedak, blush on, eyeshadow dan aneka kosmetik baik yang berbentuk padat (solid) maupun non-solid. Fungsinya di dalam kosmetik adalah menyerap hidrasi, menyerap minyak, mengurangi gesekan pada lipatan, dsb.

Talc dan Gangguan Paru

Secara natural, talc dapat bercampur dengan mineral silikat lain, salah satunya yaitu asbes. Kontaminasi asbes pada talc terjadi dikarenakan sumber alami mereka yang berdekatan. 

ASBES ini lah yang menjadi ancaman kesehatan, karena dapat menyebabkan berbagai gangguan paru-paru seperti asbestosis, edema pleura sampai kanker paru-paru bila serat-serat asbes terhirupKalau begitu, masalah utama bukan pada talc-nya, tetapi pada asbes yang mengkontaminasi talc.

sumber

Akhirnya, sejak tahun 1973, di Amerika Serikat penggunaan talc sudah dijamin asbestos-free dan dianggap aman untuk digunakan secara luas. Namun perdebatan talc dan kanker masih berlanjut, meski studi ilmiah sudah banyak dilakukan untuk menemukan korelasinya.

Berarti, kita gak akan kena kanker paru-paru kan kalau gak sengaja menghirup bedak tabur yang kita pakai?

Yup, memang tidak.

Yang beresiko tinggi terkena kanker paru adalah para penambang, penghancur dan penggiling batu talc, terutama bila standar keamanan kerjanya rendah.

Kenapa? 

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, talc alaminya memang bisa terkontaminasi asbes yang sifatnya karsinogenik (menyebabkan kanker).

Nellie Kershaw -
Seorang pekerja tambang asbes yang meninggal karena asbestosis.
Orang pertama yang menjadi studi kasus literatur medis mengenai bahaya asbes.





Pada proses penambangan dan penggilingan batuan talc, masih ada resiko terhirupnya serat asbes yang bercampur pada talc. Sedangkan talc yang sudah sampai ke tangan konsumen, sudah dipastikan aman karena telah melalui proses purifikasi agar talc bebas dari berbagai mineral lain termasuk asbes.

Dan tidak ada satupun bukti ilmiah yang menyatakan bahwa penggunaan talc dalam make-up (yang dikhawatirkan terhirup) dapat menyebabkan kanker. 
IARC (nternational Agency for Research on Cancer) yang berada langsung dibawah WHO, menyatakan bahwa menghirup talc yang tidak mengandung asbes dinyatakan: 
“not classifiable as to carcinogenicity in humans.”

Jadi, kesimpulannya:  

Menggunakan talc untuk make-up tidak mengancam kesehatan paru-paru, karena bahan baku make-up masa kini harus menggunakan cosmetic grade talc yang dijamin bebas asbes yang bisa menyebabkan kanker paru.

Makanya penting sekali untuk membeli produk kosmetik yang teregistrasi Soalnya gak ada jaminan buat pakai bedak abal-abal, bisa aja kan talc yang dipakai bukan cosmetics grade? Jangan-jangan pake talc untuk bahan keramik lantai, hehehe.

Lalu bagaimana dengan kanker ovarium? 


Talc dan Kanker Ovarium 

Dugaan tersebut berawal dari sebuah studi ilmiah pada tahun 1997 yang menemukan partikel talc di dalam jaringan kanker ovarium. Hal tersebut diduga akibat penggunaan bedak pada area genital.  

Banyak penelitian sudah dilakukan untuk menemukan hubungan kausal antara talc dan kanker ovarium. sebagian ada yang mengatakan penggunaan talc pada area genital bisa meningkatkan resiko kanker ovarium, sebagian lagi mengatakan tidak sama sekali.

Karena kurangnya bukti ilmiah yang menguatkan atau melemahkan pengguanan bedak pada area genital, maka IARC menyatakan:
Based on limited evidence from human studies of a link to ovarian cancer, IARC classifies the perineal (genital) use of talc-based body powder as “possibly carcinogenic to humans.”
Kesimpulannya:  

Sangat tidak direkomendasikan menggunakan di area genital meski yang dipakai adalah talc bebas asbes sekalipun. 

So ladies, jangan dibiasakan pakai bedak di area sela paha dan sekitarnya, ya. Buat kalian yang punya baby, sebaiknya stop kebiasaan orangtua dulu yang suka nepukin bedak di area nappy setelah ganti popok.  Btw, ini himbauan khusus buat yang cewek-cewek aja sih. Kalau cowok mah bebas, hehe.


Kalau betul-betul ingin menghidari talc, alternatifnya apa? 

Sebenarnya, kalau buat cecentilan doang, talc gak usah ditakuti kok. Tapi, bagi kalian yang berprinsip kuat ingin menghindari bahan yang kontroversial pada kosmetik, termasuk talc, ya gak masalah. Menurutku merasa waspada itu harus, asal jangan sampai dikuasai rasa takut berlebihan yang bisa menyusahkan diri sendiri.

Jadi, buat yang ingin pakai bedak yang talc free, pilihannya ada dua macam: mineral makeup atau kalian bikin sendiri di rumah!  

Mineral Makeup 

Inilah alternatif yg banyak digunakan para hype untuk mencari kosmetik yg bebas talc. Walaupun menurutku agak aneh sih kalau kosmetik mineral mengklaim bebas talc, karena talc itu sendiri kan merupakan mineral alam, ya nggak? :) Bahan pengganti talc pada mineral cosmetics, bisa dari bubuk Kaolin, Zinc Oxide, Titanium Dioxide, Mica dan masih banyak lagi. 

Tapi sayangnya, alternatif yg banyak dipilih oleh orang-orang yg anti talc ini, malah membawa kontroversi sendiri. Misalnya isu kemanan Titanium Dioxide, Mica, dan berbagai mineral lain. Lah, apa bedanya dong sama talc? Hehe. Itulah.

Tapi biarkan dulu aku melanjutkan tulisanku tentang mineral makeup ini. 

Dulu sebelum nulis halal beauty blog dan belum ngerti apa itu animal cruelty free, aku masih suka pakai kosmetik drugstore yang jahat sama binatang seperti Maybelline, Revlon dan L'Oreal. Nah, merek-merek semacam itu juga mengeluarkan mineral makeup dan aku pernah coba, tapi cuma sebatas nyoba foundation powdernya aja.

Ini sekilas reviewnya:

  • Maybelline Mineral Foundation Powder: Bahan dasarnya Mica, Silicone, Titanium Dioxide dkk, talc free pokoknya. Coveragenya bagus banget, tapi oxidize, akhirnya beli shade yang lebih terang dari kulitku. Kalau gak salah udah discontinue alias gak dijual lagi di sini (CMIIW) 
  • L'Oreal True Match Mineral Foundation Powder. Selain macam-macam mineral, foundie powder ini mengandung kaolin/kaolinite. Kaolin itu berasal dari volcano ash (btw, aku punya bubuk Kaolin untuk masker, memang warnanya putih seperti bedak). Coveragenya bagus, pilihan shadenya banyak, kuasnya gak misah-misah ada di tutup foundienya langsung. Lil bit oxidize, sih.
  • Revlon Color Stay Aqua Mineral Foundation: aku lupa bahan dasarnya apa (padahal di blog lama pernah review ini), seingatku memang talc-free. Coveragenya tidak sebaik Maybelline dan L'Oreal, sheer coverage. Kelebihannya, ada rasa dingin saat diaplikasikan dan lebih terasa ringan dipakai.
Itulah ketiga produk durgstore yang pernah aku coba, untuk merek high-end seperti The Body Shop, Bare Minerals, dll aku belum coba. Tapi rata-rata mineral makeup memang pricey harganya.

Homemade Face Powder

Nah, inilah bedak yang relatif PALING aman digunakan! Bahkan jauh lebih aman dari mineral makeup merek super mahal hehe.

Hah, tapi emangnya bisa? 

Iya, bisa! 

Aku yakin bahannya ada di dapur kita semua. Karena bahan dasarnya utamanya adalah... TEPUNG MAIZENA alias tepung jagung!!

Hah, apa gak gatel tuh?

Sama sekali enggak. Lagipula hal tersebut bukan hal yang aneh, karena salah satu bahan baku bedak yg ada di pasaran selain talc ya tepung jagung! Gak percaya? Coba aja tengok komposisi salah satu bedak kalian, adakah tertulis  zea mays starch atau corn starch? Nah, itu nama lain dari tepung jagung (Yaaa, agak gimana juga kali kalau tertulis 'tepung maizena'? Hehe). FYI, contoh bedak yang mengandung tepung jagung adalah Marck's.

Untuk pewarnanya, kita bisa pakai pewarna alami, seperti bubuk cacao, kunyit bubuk dll. Untuk yang berjerawat, bisa ditambahkan bubuk kayu manis. Agak aneh memang, aku pernah membuatnya. Tapi, jangan berharap banyak untuk hasilnya, ya. Bikinnya pun susah susah gampang, salah komposisi warna jatuhnya bisa terlalu gelap atau malah cemong-cemong.

Untuk resepnya, kalian bisa cari di seantero jagad pergugelan. Kalau aku, punya resep sendiri yang udah pas. Dan selain tepung jagung, aku menambahkan serbuk kaolin juga.

Oke mungkin aku cuma bisa menjelaskan 2 macam alternatif pengganti talc. tapi INGAT! Alternatif di atas hanya sebatas pemakaian di badan/wajah saja. Meski itu serbuk yang natural sekalipun, tidak direkomendasikan untuk dipakai di area genetalia wanita dewasa dan anak-anak.

Gimana setelah baca penjelasanku mengenai talc? Makin gak mau pakai talc, apa beralih ke dua alternatif yang 'tidak terlalu' bisa diharapkan itu? hehe. Yah, apapun pilihanmu semoga tulisan ini bermanfaat, ya.

Love, Momzhak

____________________________

Referensi:
  • http://www.cancerwa.asn.au/resources/cancermyths/talcum-powder-myth/
  • http://www.theguardian.com/lifeandstyle/2013/jun/23/should-i-stop-using-talcum-powder
  • http://www.cancercouncil.com.au/86105/cancer-information/general-information-cancer-information/cancer-questions-myths/clothing-cosmetics-tattoos/there-is-inconclusive-evidence-that-using-talcum-powder-can-cause-cancer/
  • http://www.cancer.org/cancer/cancercauses/othercarcinogens/athome/talcum-powder-and-cancer
  • http://www.cancer.org/cancer/cancercauses/othercarcinogens/generalinformationaboutcarcinogens/known-and-probable-human-carcinogens
  • http://en.wikipedia.org/wiki/Talc
  • http://en.wikipedia.org/wiki/Nellie_Kershaw